-->

FLS2N 2018 SMK - Tari Tradisional

Pedoman FLS2N 2018 SMK - Tari Tradisional
Pedoman FLS2N 2018 SMK - Tari Tradisional
Cabang Lomba FLS2N tahun 2018 Jenjang SMK

Tari Tradisional

Pengembangan secara Kreatif dan Inovatif, menunjuk pada satu upaya menemukan dan menampilkan ‘kebaruan’ dari unsur seni tradisi yang dijadikan sumber penggarapan tari. ‘Kebaruan’ yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan dan secara jujur harus diakui orisinalitasnya.

Materi Berdasarkan Kriteria Penilaian

A. Materi Sajian
  • Materi Sajian adalah Garapan Tari Kelompok yang berorientasi pada penyajian tari tradisi yang dikembangkan secara kreatif dan inovatif baik dalam hal garap isi, teknik, bentuk, dan pemanggungannya. Garapan tari kelompok ini juga harus memperhatikan dan memenuhi ketentuan:
  • Jumlah Penari: 4 s.d. 5 orang.
  • Tema tari bersumber pada cerita rakyat, legenda, mitos, atau sejenisnya.
  • Durasi Sajian: 5 s.d. 7 menit.
  • Rias dan Busana: sesuai estetika konsep karya dengan tetap mempertimbangkan kepantasan (norma dan etika) umum dan kepantasan berbusana.
  • Musik Tari: sesuai fungsinya dalam karya (mengikat, mengiringi, ataupun sebagai ilustrasi), memanfaatkan instrumen musik tradisi dan atau non-tradisi yang selaras, tersaji live (langsung), atau rekaman.
  • Naskah Tari: deskripsi ringkas tentang tari yang disajikan meliputi latar belakang karya, konsep karya, proses dan tahapan perwujudan karya, dan deskripsi karya (naskah lengkap dibuat rangkap empat hard copy), dan dalam bentuk soft copy diserahkan pada saat technical metting kepada asisten juri:
B. Keterampilan
  • Keterampilan Teknik Gerak dan Penjiwaan Gerak ataupun Peran: setiap penari atau kelompok penari harus mampu menunjukkan penguasaan terhadap gerak ataupun peran yang dilakukan.

Acuan Teknis Materi Sajian

A. Garapan Tari Kelompok:
  • Penari, berjumlah lebih dari satu orang (ditetapkan 4 s.d 5 orang) mewujud dalam kelompok putri atau kelompok putra. Masing-masing penari dalam kelompok memiliki atau menunjukkan kontribusinya dalam penyajian, dan dalam pencapaian kesatuan harmonis bentuk garapan yang disajikan.
  • Penataan atau Pengorganisasian Gerak (motif gerak) menuju keutuhan tari, telah mempertimbangkan prinsip-prinsip bentuk seni meliputi transisi, pengembangan, variasi dan kontras, pengulangan, klimaks dan penonjolan, proporsi dan keseimbangan, dan kesatuan.
B. Orientasi Penyajian
Orientasi Penyajian Tari Tradisi yang dikembangkan secara Kreatif dan Inovatif:
  • Orientasi Penyajian Tari Tradisi, artinya materi yang disajikan masih dapat dikenali unsur-unsur seni tradisi yang menginspirasi ataupun yang dimanfaatkan sebagai sumber penggarapan tari.
  • Pengembangan secara Kreatif dan Inovatif, menunjuk pada satu upaya menemukan dan menampilkan ‘kebaruan’ dari unsur seni tradisi yang dijadikan sumber penggarapan tari. ‘Kebaruan’ yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan dan secara jujur harus diakui orisinalitasnya (mengadaptasi penemuan orang lain ataukah murni penemuan dari proses kreatif penggarapan karya tersebut).
  • Isi, Teknik, Bentuk, dan Pemanggungan Tari, salah satunya atau secara bersama dapat dijadikan pilihan fokus penggarapan dalam upaya menemukan ‘kebaruan’. Isi Tari dapat dipahami sebagai tema tari atau gagasan tari yang ingin disampaikan. Teknik Tari berkaitan dengan teknik instrumen yaitu tubuh (pemanfaatan tubuh sebagai alat untuk bergerak), dan teknik medium yaitu gerak. Bentuk Tari menunjuk pada wujud keutuhan rangkaian gerak yang berpola dan bermakna, dapat merupakan pengembangan bentuk tari tradisi tertentu atau hanya meminjam prinsip-prinsip kebentukan dari tari tradisi yang ada yang kemudian digarap dengan cara berbeda. Sebuah karya tari baru dapat dinikmati setelah disajikan atau dipentaskan, maka perlu memperhatikan konsep Pemanggungan meliputi pemanfaatan elemen tata rupa seperti rias-busana dan setting panggung.
C. Keterampilan Menari
Keterampilan menari meliputi:
  • Penguasaan gerak dan peran (tokoh dan atau penari dalam kelompok).
  • Penghayatan gerak dan peran.
D. Sistematika Naskah Tari:
Penulisan Naskah Tari, minimal mengikuti format sebagai berikut:
  • Sampul depan: memuat judul tari, nama siswa penata tari, dan identitas sekolah.
  • Sinopsis tari
  • Latar belakang garapan tari: menjelaskan bentuk seni (tari) tradisi yang menjadi acuan penggarapan tari, alasan yang menyertai, dan arah pengembangannya.
  • Konsep garapan: minimal memuat konsep gerak, penari, rias busana, dan musik tari.
  • Proses dan tahapan perwujudan karya: menjelaskan cara kerja kreatif yang dilakukan.
  • Deskripsi tari: minimal memuat urutan gerak atau adegan, gambar pola lantai, gambar rias-busana, dan notasi musik tari.
  • Lampiran: minimal melampirkan daftar nama penari, daftar nama pemusik, dan penata musik, Gambar Pola lantai; gambar Rias-busana; Notasi Musik (rencananya karya2 akan dikompilasi agar dapat digunakan lebih banyak orang untuk menggunakannya sebagai referensi)
  • Setiap peserta wajib mengunggah karya tari di youtube minimal seminggu sebelum pelaksanaan lomba.

Sumber : Pedoman FLS2N 2018 SMK

FLS2N 2018 SMK - Tari Tradisional
  1. Min mau tanya… Untuk lomba bidang tari, jumlah peserta yg benar 2 apa 4 siswa… Antara juknis sama pengumuman web berbeda… Thx

    ReplyDelete
  2. Mohon maaf sebelumnya, jumlah peserta 2 atau 4 itu dari mana ya?
    Kalau yang sesuai dengan panduan jumlahnya adalah 4 sampai 5 peserta.
    Penari, berjumlah lebih dari satu orang (ditetapkan 4 s.d 5 orang) mewujud dalam kelompok putri atau kelompok putra. Masing-masing penari dalam kelompok memiliki atau menunjukkan kontribusinya dalam penyajian, dan dalam pencapaian kesatuan harmonis bentuk garapan yang disajikan.

    ReplyDelete
  3. untuk aturan dalam bentuk kelompok putra atau putri (itu ambigu) karena tidak ada larangan kelompok campuran secara jelas. dimana banyak sekali peserta setiap provinsi mengirimkan kelompok campuran.
    karna salah menafsirkan. karna peraturannya harus ditafsirkan setiap orang memiliki penafsiran masing, dan tidak ada larangan yang jelas untuk kelompok campuran.
    sebenarnya banyak sekali tarian tradisonal di Indonesia yang berbentuk kelompok campuran, sehingga jangan membatasi orang untuk berekspresi menurut tari tradisonal yang ada.
    disekolah pun yang bukan kejuruan seni pertunjukan akan sangat susah mencari siswa yang benar dapat dibentuk. sehingga dengan adanya kelompok campuran membantu siswa yang mampu dan ingin mengekspresikan keinginannya dalam seni tari.
    pengalaman saya waktu bersekolah saat saya ingin menari tapi tidak bisa ikut karena adanya peraturan seperti ini. membuat siswa yang ingin ikut menjadi kecewa karna mungkin guru lebih memilih tarian gendre yang tidak sesuai dengan gendre nya.

    ReplyDelete